FAKTA FREE SEX Free
sex dan pergaulan bebas adalah merupakan fenomena yang sangat nyata
yang terjadi di era modern seperti sekarang ini.
Presentase terbesar
berkembangnya free sex biasanya terjadi di kota – kota besar di Indonesia. Data dari BKKBN beberapa waktu silam menunjukkan fakta bahwa tingkat free
sex di Indonesia cukup tinggi, seperti yang di lansir oleh salah satu
web yahal ini tentu berbanding hiperbolik dengan beberapa factor,
artinya semakin besar factor yang terjadi maka percepatan berkembangnya
pergaulan bebas dan free
sex pun akan sangat besar pula. Fakta ini di perkuat dengan keterangan
langsung dari kepala BKKBN beberapa waktu silam yang saya lansir dari
sebuah situs di internet tentang fakta free sex yang pertumbuhannya sangat tinggi. Kepala BKKBN berujar “Tak
hanya di kawasan Jakarta, perilaku seks bebas juga sudah merajalela di
beberapa kota besar lainnya. Bahkan, di Surabaya seks pra nikah mencapai
54 persen, disusul Medan sebanyak 52 persen, dan Bandung sebanyak 47
persen.”
Dampak dari pergaulan bebas dan free sex
tentunya sangat negatif dan buruk, mulai dari timbulnya penyakit HIV dan
penyakit kelamin lainnya serta yang lebih parah adalah terjadinya
praktek aborsi, karena free sex di luar nikah tentunya akan menjadi aib
tersendiri bagi dirinya dan kehidupan social di mata masyarakat
tentunya. Data yang saya lansir dari sebuah web “Diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,4 juta jiwa. Parahnya, 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja, Sedangkan
berdasarkan data Kemenkes pada akhir Juni 2010 tercatat 21.770 kasus
AIDS dan 47.157 kasus HIV positif dengan persentase pengidap usia 20-29
tahun yakni 48,1 persen dan usia 30-39 tahun sebanyak 30,9 persen.“
. Artinya setiap tahun telah terjadi pembunuhan melalui aborsi
sebanyak 2,4 juta dan remaja Indonesia sebanyak 800ribu setiap tahunnya
melakukan praktek aborsi. Ini tentu jumlah yang sangat besar dan sangat
memprihatinkan, dan pengidap HIV umumnya terjadi di usia – usia dini.
Lalu mengapa praktek – praktek seperti ini bisa terjadi di kalangan
remaja? Ya,, remaja adalah individu yang masih sangat labil. Remaja
adalah masa transisi menuju kedewasaan yang dengan sangat mudahnya
terkena pengaruh arus pergaulan global seperti era sekarang yang sangat
–sangat merusak . dan parahnya remaja yang merupakan aset bangsa telah
terkena imbas westernisasi sehingga tanpa filter dan benteng keagamaan,
mereka dengan mudahnya melakukan hal – hal yang nekad berembel embel ”
anak gaul , barat style dll”, termasuk free sex yang melampaui presentase yang tinggi di Indonesia. Free sex dan kehamilan di luar nikah umumnya terjadi di kota – kota besar yang notabene dihuni oleh remaja dan mahasiswa yang free,
dalam artian sudah jauh dari orang tua sehingga mereka tidak bisa
terkontrol lagi dari pantauan orang tua yang merupakan proteksi utama.
Sebagai contoh saja data dari BKKBN Yogyakarta yang menuturkan Hasil penelitian BKKBN di Yogyakarta menunjukkan, dari 1.160 mahasiswa, sekitar 37 persen sudah tak virgin lagi.angka
ini menunjukkan kira kira dari 1000 mahasiswa Yogyakarta yang sudah
tidak virgin karena free sex di luar nikah sebanyak 370 orang. Wow angka
yang cukup mengejutkan tentunya. Belum lagi di tambah di kota kota
besar lainnya , jika dijumlahkan maka akan banyak sekali kejadian –
kejadian seperti ini yang bermuara di satu sebab , yaitu sex bebas.muara
terakhir dari angka – angka itu adalah dilakukannya proses aborsi yaitu
pengguguran kadungan yang sangat tidak berperikemanusiaan tentunya.
Mengapa saya katakan factor factor
tertentu berbanding sangat hiperbolik dan ekstrim sehingga menimbulkan
angka – angka yang jelas valid , karena langsung di teliliti oleh para
peneliti dan tentunya badan BKKBN. Ya , semuanya bermuara pada factor
internal dan eksternal sehingga free sex menjadi sangat booming dan
menjadi gaya hidup yang di anggap biasa yang tentunya presentase
terbesar terjadi di kota besar. Menurut pandangan saya ada banyak
factor, terutama factor external yang mempengaruhi kondisi internal dari
masing masing individu yang menyebabkan gaya hidup bebas menjadi gaya
trend dan bukan lagi menjadi suatu bentuk kejahatan moral . factor –
factor itu antara lain :
1. pesatnya perkembangan informasi yang
di tandai dengan meluanya jaringan internet ke berbagai penjuru.
Internet tidak boleh disalahkan, namun bebasnya pencarian informasi dan
akses ke luar melalui internet sangat berpengaruh terhadap kondisi
internal remaja. Social network atau jejaring social yang sangat marak
akan mempermudah akses menuju gaya hidup bebas. Konten – konten dewasa
yang seharusnya tidak boleh di tontonkan kepada para remaja di bawah
umur pun bisa di akses sedemikian bebas, sehingga mau tidak mau , otak
yang masih labil itu akan sedikit membentuk karakter ingin coba coba
bagi anak yang menonton dan menikmati konten itu, sehingga dari kecil
free sex sudah mendoktrin seluruh isi otaknya, hingga menginjak remaja ,
maka sudah di anggap hal tidak tabu lagi untuk melakukan free sex di
era remaja.
2. gaya hidup bebas ala barat yang sudah
menjadi trend di Indonesia. Ada banyak para remaja yang menganggap “ga
gaul kalo ga niru orang barat”, yang sudah jauh dari norma ketimuran,
sehingga gaya hidup bebas termasuk free sex pun menjadi trend seperti
layaknya film American pie, yang menyorot tentang perilaku remaja
Amerika yang sangat mendewakan sex bebas.
3. terabaikannya peran keluarga sebagai
proteksi utama, yang mungkin pada jaman dahulu masih menjadi benteng
utama norma dan perilaku bagi anak, namun sekarang peran keluarga
tidaklah menempati presentase tinggi, mengingat pergaulan bebas di luar
yang sangat besar pengaruhnya yang mengalahkan pengaruh keluarga
terhadap proteksi anak. Berdasarkan pengamatan saya, memang anak yang
terbentengi dengan proteksi keluarga sampai umur sekitar 17 tahunan
sangat efektif, namun setelah usia 18 ke atas dan sudah lepas dari orang
tua ( melanjutkan kuliah dll ) tentu akan terkena aroma pergaulan bebas
, dan ironisnya si remaja yang dari kecil terlihat biasa biasa saja,
namun setelah menghirup kebebasan dan jauh dari orang tua, akan sangat
mudah terkena pengaruh – pengaruh negative seperti itu, walaupun tidak
semuanya begitu, tapi sebagian besar orang yang terkena pengaruh
pergaulan bebas adalah orang yang sudah lepas control dari orang tua.
Hal ini pernah menjadi bahan diskusi dalam perkuliahan saya karena saya
kuliah di jurusan pendidikan.
Untuk itu diperlukan usaha yang sangat
serius dari pemerintah tentunya , karena tidak menutup kemungkinan
setiap tahun akan terjadi peningkatan presentase itu, mengingat arus
global yang berkembang sekarang ini sudah tidak bisa dibendung lagi.
Hanya benteng keimanan yang benar – beanr ampuh untuk mengatasinya,
sekian artikel ini mingkin bisa menjadi bahan renungan kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar